Kamis, 12 April 2012

Dunia Guru

"Guru Bukan Segalanya Tapi Segalanya Berawal Dari Guru" sebuah kutipan yang menarik dari seorang yang mendedikasikan hidupnya untuk dunia pendidikan


Dunia Guru saat ini sudah tak pantas lagi disebut “pahlawan tanpa tanda jasa”. Sebab pada kenyataannya berbagai kesejahteraan terus diupayakan dengan dalih demi peningkatan kualitas pendidikan. Logika materialisme yang begitu kuat sebenarnya menjadikan posisi guru itu sendiri berada dalam kondisi sebuah dilema. Alih-alih profesionalitas, kesejahteraan terus ditingkatkan. Tapi di sisi lain muncul permasalahan sosial di mana dunia guru dipandang sebagai dunia yang menjanjikan secara materi. maka banyak masyarakat yang kemudian berbondong-bondong meminati dunia guru dengan niatan yang bisa dipertanyakan antara keikhlasan membangun sebuah bangsa lewat pembelajaran atau demi kesejahteraan semata di tengah kepungan ekonomi global yang kian krisis dimensial. 

Tapi ibarat perut yang kelewat kenyang. Rasa berkecukupan pun mulai menyerang. Penyakit kerja malas-malasan pun datang. Jelas, dengan kesejahteraan yang meningkat tidak serta-merta kualitas pembelajaran pun meningkat. Justru berbeda dengan lampau ketika eksistensi guru dimaknai sebagai pembawa pesan moral yang ikhlas dalam bekerja, eksistensinya banyak melahirkan generasi-generasi pemikir bangsa. contohnya HOS Cokroaminoto yang melahirkan Soekarno. Guru-guru di jaman sekarang bisa jadi turut ambil bagian dalam melahirkan koruptor-koruptor muda.


Keteladanan guru pun layak dipertanyakan ketika ada oknum dalam Dunia Guru yang dengan tanpa perasaan berdosa membuat data palsu demi lulus portofolio untuk sertifikasi. Mengapa demikian karena ada tuntutan materialisme yang menguat. Itu pulalah ekses dari profesionalitas di sisi lain bahwa Dunia Guru menjadi berorientasikan materi.. 


Sekarang Dunia Guru adalah hal yang diminati masyarakat, karena dianggap menjanjikan kesejahteraan. Yang pada akhirnya membanjirlah kualitas-kualitas guru bermental materi bukan moral dan hati nurani.

Jangan heran jika di masa sekarang kita bisa melihat anak-anak didik berunjuk rasa, karena mereka pun menyaksikan para pendidik mereka berunjuk rasa di jalan. Saat ini sepertinya bukan saatnya lagi guru harus dianggap sebagai sosok yang sangat berkuasa dan harus ditakuti oleh anak-anak didiknya di sekolah. Bila kita menjumpai ada anak-anak didik kita berkata-kata kasar, berperilaku negatif, tidak jujur, pemberontak, menyakiti hati temannya, memfitnah maupun menjatuhkan temannya, tidak bisa menghargai sesamanya bahkan gurunya, maka yang harus kita lakukan pertama kali adalah bertanya kepada hati kita apakah kita melakukan hal yang serupa?.

Sudahkah Anda berpuas hati dengan prestasi sebagai guru . . . ?



5 komentar:

  1. It was very helpful to find all of the information I needed on your site, much easier than gathering snippets from all over.Thank you.

    BalasHapus
  2. Thanks for this information... It's very helpful for our websites...

    BalasHapus
  3. Good write up and very useful for every people for Dunia Guru.

    BalasHapus